Pertandingan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia dan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, berakhir tanpa gol. Meskipun Garuda menunjukkan penguasaan bola yang dominan hingga mencapai 81 persen dan menghasilkan 619 operan sukses, mereka gagal menembus pertahanan ketat Lebanon.
Skuad Lebanon menerapkan strategi disiplin dengan menempatkan banyak pemain di lini belakang, ditambah dengan permainan fisik dan upaya mengulur waktu. Tak ayal, hal ini membuat Timnas Indonesia merasa frustrasi meski mereka terus menekan sepanjang pertandingan.
Strategi Pertahanan yang Efektif dari Lebanon
Lebanon dikenal dengan gaya permainan defensif mereka, dan pada pertandingan ini, mereka berhasil menerapkan taktik tersebut dengan baik. Penyerang senior Lebanon, Mohamad Haidar, menegaskan bahwa hasil imbang ini sudah sesuai harapan timnya. Dia mengekspresikan keyakinan bahwa tidak ada penyesalan meski timnya tampil defensif.
Menurut Haidar, pertandingan ini sangat berharga dari segi taktik. Dengan banyak pemain yang masih belum siap, Lebanon berhasil menghadapi tim yang lebih kuat. Tak cukup hanya dengan mencatatkan statistik penguasaan bola yang tinggi, tetapi bagaimana menanggapi situasi di lapangan juga sangat penting. Ini menggarisbawahi fakta bahwa taktik defensif bisa sangat efektif melawan tim dengan kualitas yang lebih tinggi.
Pendekatan Timnas Indonesia dalam Memecah Pertahanan Lawan
Walaupun statistik menunjukkan dominasi, Timnas Indonesia harus mencari cara baru untuk memecah pertahanan lawan yang disiplin. Untuk strategi ke depan, penyerang dan gelandang Indonesia perlu berkolaborasi lebih erat dalam menciptakan peluang. Analisis mendalam terhadap permainan tim lawan dapat membantu mengenali celah dalam pertahanan.
Menariknya, Haidar malah menyiratkan akan ada situasi yang sama jika Timnas Indonesia bertemu tim yang lebih kuat, seperti Brasil atau Argentina. Ini menunjukkan bahwa pendekatan defensif adalah bagian dari strategi permainan, dan tim-tim dengan pengalaman akan tahu kapan harus bertahan dengan ketat dan kapan harus menyerang. Penutup dari pernyataan Haidar mengingatkan kita bahwa dalam sepak bola, situasi akan selalu kembali ke siklus taktik yang berbeda, dan kita harus siap menghadapinya.