Pangkalan Udara Hang Nadim (Lanud HNM) Batam, Kepulauan Riau, telah meluncurkan monumen Laksamana Hang Nadim sebagai simbol penghormatan dan untuk menanamkan semangat patriotisme di kalangan seluruh personel TNI AU di kesatuan tersebut.
Komandan Lanud (Danlanud) HNM, Letkol Pnb Hendro Sukamdani, menjelaskan bahwa Laksamana Hang Nadim adalah sosok pahlawan Melayu yang terkenal dengan semangat juang dan keberanian luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan tanah air dari penjajahan.
Sejarah Monumen Laksamana Hang Nadim
Monumen setinggi kurang lebih tujuh meter ini terletak dengan gagah di halaman depan Markas Lanud Hang Nadim. Peresmian monumen ini dilakukan pada hari Minggu (14/9) oleh Panglima Komando Daerah TNI Angkatan Udara (Pangkodau) I, Marsda TNI Muzafar, disaksikan oleh Wali Kota Batam, Amsakar Achmad.
Di balik pembangunan monumen ini, terdapat visi untuk menanamkan nilai-nilai keberanian dan pengabdian. “Kami ingin generasi penerus memahami makna dibangunnya monumen ini,” kata Hendro, menekankan pentingnya mengenal sejarah pahlawan yang menjadi identitas Lanud.
Makna dan Simbolisme Pahlawan dalam Masyarakat
Wali Kota Batam memberikan apreasiasi yang tinggi terhadap inisiatif pembangunan patung ini, yang dianggap memberikan makna sejarah dan motivasi bagi masyarakat sekitar. Amsakar menjelaskan bahwa Hang Nadim adalah simbol keberanian, dan semangatnya seharusnya dijadikan teladan bagi setiap individu di Batam.
Riset menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan sejarah pahlawan dapat membangun jati diri, terutama di kalangan generasi muda. Nama Hang Nadim yang disematkan tidak hanya sebagai nama bandara internasional di Batam, tetapi juga menjadi pengingat akan perjuangan tokoh-tokoh yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan.
Hang Nadim dikenal sebagai pahlawan yang datang dari Johor-Riau dan merupakan putra pasangan Laksamana Hang Jebat dan Dang Wangi. Sejak masa kecilnya, dia dibesarkan oleh sahabat ayahnya, Hang Tuah, dan turut berperan dalam perjuangan merebut Malaka dari kontrol Portugis.
Meski beberapa kaliupaya untuk mengusir Portugis di tahun 1500-an dan 1924 gagal, semangat juang Hang Nadim tidak pudar. Pada akhirnya, dia berhasil mengusir penjajah dari Bintan, Riau, membuktikan bahwa keberanian dan ketidakputusasaan pantas mendapat penghargaan.
Kepemimpinan dan perjuangan Laksamana Hang Nadim masih dikenang dan menginspirasi rakyat Melayu. Gelar laksamana yang disematkan menunjukkan kedekatannya kepada masyarakat dan bagaimana namanya tertanam di dalam hati rakyat. Untuk lebih memahami dampak perjuangan ini, penting bagi kita untuk mencermati bagaimana sejarah membangun identitas bangsa.
Sumber: Antara