Musyawarah Wilayah (Muswil) IV Partai Amanat Nasional (PAN) di Sulawesi Selatan baru saja selesai, tetapi tanpa menghasilkan ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) yang baru. Sebagai langkah alternatif, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN telah menunjuk empat formatur untuk menyusun kepengurusan baru, termasuk penentuan ketua DPW definitif yang akan memimpin partai ke depan.
Acara Muswil ini berlangsung secara hybrid di Hotel Claro Makassar pada hari Minggu (4/5/2025) dan dihadiri oleh Wakil Ketua Umum DPP PAN, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Transmigrasi RI, Viva Yoga Mauladi. Kehadiran figure-figure penting ini menambah makna Muswil, meski proses pemilihan ketua tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Formatur yang Ditunjuk untuk Penentuan Kepengurusan PAN
Empat formatur yang ditunjuk dalam Muswil ini terdiri dari Viv Yoga Mauladi, Ashabul Kahfi (Ketua DPW PAN Sulsel demisioner), Chaidir Syam dari PAN Maros, dan Husniah Talenrang dari PAN Gowa. Mereka bertugas untuk merumuskan jabatan serta susunan kepengurusan baru. Proses ini menjadi sangat penting untuk memastikan keberlangsungan organisasi, terlebih dalam konteks politik yang terus berubah.
Ketua Steering Committee (SC) Muswil, Usman Lonta, menyatakan bahwa formatur akan melakukan musyawarah untuk menentukan ketua DPW PAN Sulsel. Namun, ada kendala saat formatur belum sempat melakukan rapat karena ketidakhadiran Viva Yoga di lokasi Muswil. Ini menggambarkan tantangan dalam mempersiapkan kepemimpinan baru yang tentunya diharapkan dapat membawa dampak positif bagi partai dan konstituen.
Mekanisme Penunjukan dan Tantangan Kepengurusan Baru
Mekanisme penunjukan ketua melalui formatur ini bukanlah yang pertama kali bagi PAN. Sebelumnya, beberapa Muswil juga menggunakan prosedur yang sama. Formatur diberi waktu maksimal satu bulan untuk menentukan susunan kepengurusan baru. Ini memberikan mereka fleksibilitas dalam merumuskan struktur yang dapat bekerja efektif dalam menjalankan visi misi partai.
Usman menjelaskan bahwa di Muswil sebelumnya, Ashabul Kahfi langsung ditetapkan sebagai ketua DPW. Namun kali ini, pendekatan sudah beralih ke proses formatur yang lebih deliberatif. Ini menunjukkan pergeseran cara berorganisasi yang mungkin menjadi lebih inklusif, meskipun bisa menghadapi tantangan dalam hal kecepatan pengambilan keputusan.
Formatur diharapkan dapat menyusun struktur kepengurusan DPW mulai dari wakil bendahara hingga Majelis Pertimbangan Partai (MPP). Setelah penyusunan tersebut, langkah selanjutnya akan diikuti oleh pelantikan, rapat kerja wilayah, dan Musyawarah Daerah (Musda) di seluruh kabupaten/kota se-Sulsel. Semua langkah ini sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat dan memperkuat posisi partai di pemilihan mendatang.
Adapun, terdapat 13 kandidat yang ikut serta dalam pencalonan Ketua DPW PAN Sulsel. Tiga di antaranya telah ditunjuk sebagai formatur, sehingga proses ini menjadi sorotan penting dalam dinamika politik mulai dari tingkat lokal hingga nasional. Pemilihan dan penentuan kepemimpinan yang efektif sangat diperlukan untuk memperkuat struktur partai serta meningkatkan perolehan suara dalam setiap ajang pemilihan yang akan datang.
Pencapaian Ashabul Kahfi dan Misi yang Ditinggalkan
Ashabul Kahfi, yang menjabat sebagai Ketua DPW PAN Sulsel sejak 2020, berhasil mencatatkan berbagai capaian penting. Di bawah kepemimpinannya, PAN Sulsel menunjukkan penguatan struktur di tingkat daerah serta peningkatan jumlah kursi legislatif dalam Pemilu 2024. Pengalamannya dan pengaruh yang dimilikinya di internal partai sangat krusial untuk kesinambungan lembaga politik ini ke depan. Kenangan sukses dan tantangan yang dihadapinya menjadi pengingat akan pentingnya terus berinovasi dalam kepemimpinan.
Setiap proses dan langkah yang diambil dalam pengurusan DPW PAN Sulsel akan berpengaruh tidak hanya bagi para kader partai tetapi juga bagi masyarakat. Dengan harapan untuk melahirkan kepemimpinan yang lebih baik, peran formatur di saat-saat krusial ini menjadi sangat diperhatikan, dan keputusan yang diambil dapat menjadi fondasi bagi masa depan PAN di Sulawesi Selatan.