• Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Minggu, Agustus 3, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Suara Peristiwa
  • Home
  • Headline
  • Aktualita
  • Nasional
  • Politik
  • Olahraga
  • Home
  • Headline
  • Aktualita
  • Nasional
  • Politik
  • Olahraga
No Result
View All Result
Suara Peristiwa
No Result
View All Result
Home Headline

Sepatu Baru yang Menggoda, Apa Langkah Selanjutnya?

Sepatu Baru yang Menggoda, Apa Langkah Selanjutnya?

Jabatan Baru

Hari itu di Batam tahun 1996. Ketika jabatan baru datang mengetuk pintu, siapa yang tak tergoda? Tahun 1996, saya merasakan sensasi itu—menerima posisi Kepala Sub Seksi Telegraph, mengkoordinir operator 108 dan layanan telegram. Ini adalah promosi dan karir perdana sebagai pemimpin unit.

Bangga? Tentu saja. Rasanya seperti mengenakan sepatu baru: segar, berkilau, dan penuh harapan. Jabatan baru, gaji baru, gaya baru—tiga hal yang langsung mengubah cara pandang dan langkah kaki saya. Seperti anak kecil yang mendapat sepatu terbaru, saya merasa bisa berlari lebih kencang, melompat lebih tinggi. Setiap pagi, saya melangkah ke kantor dengan dada membusung, siap menghadapi tantangan koordinasi tim operator 108 dan telegram.

Layanan 108—siapa yang tak kenal? Nomor ajaib yang menjadi penyelamat di era sebelum Google dan smartphone. Ketika orang butuh informasi nomor telepon, alamat, atau sekadar bertanya “Di mana toko bunga terdekat?”, mereka mengandalkan suara ramah operator kami. Sementara telegram, lembaran kertas tipis dengan kalimat penuh kode dan pendek-pendek selalu banyak yang menantikannya, terlebih para perantau.

Posisi saya sebagai koordinator membawa tanggung jawab besar. Dua belas operator 108 dan delapan petugas caraka berada di bawah supervisi, setiap panggilan harus cepat meresponnya, dengan profesional, setiap telegram harus sampai tepat waktu. Ini bukan sekadar pekerjaan—ini tentang menjaga kepercayaan masyarakat terhadap layanan publik.

Tantangan Tim Operator

Namun, seperti sepatu baru yang awalnya berkilau, lama-kelamaan akan kotor dan aus. Euforia jabatan baru mulai memudar ketika realitas pekerjaan menghadang. Mengkoordinir tim operator 108 ternyata lebih rumit dari membayangkannya. Setiap operator memiliki karakter berbeda, tingkat stres yang bervariasi, dan cara menangani pelanggan yang unik.

Ada operator yang sabar menghadapi pengguna cerewet, ada yang mudah terpancing emosi. Ada yang cepat menghafal database informasi, ada yang butuh waktu lebih lama. Bahkan ada operator yang sering mendapat teror oleh pengguna yang iseng. Tugas saya bukan hanya memastikan layanan berjalan lancar, tetapi juga menjadi jembatan antara manajemen dan tim lapangan.

Telegram yang Dinantikan

Telegram pun menghadapi tantangan tersendiri. Saat momen hari raya keagamaan, tiba-tiba lonjakan pengiriman dan pengantaran membludak. Kami harus lembur untuk memastikan pengetikan pesan tersampaikan. Menggunakan teknologi telex, kami harus hati-hati dalam mengetikkan setiap aksara dan angka.

Dengan suasana kerja yang monoton, kami harus tetap membangun semangat setiap hari. Agar terhindar dari jenuh, bersama tim, kami mulai berinovasi. Meningkatkan kualitas layanan 108 dengan database yang lebih update, pelatihan komunikasi yang lebih baik, bahkan mengusulkan layanan general info bukan hanya nomor telepon dan alamat tetapi juga info-info umum yang masyarakat butuhkan.

Refleksi Karir

Hari ini, setelah 3 dekade perjalanan karir, ketika saya merenungi perjalanan itu, saya menyadari bahwa sepatu yang paling berharga bukan yang terkilap saat pertama saya memakainya, melainkan yang tetap nyaman setelah ribuan langkah. Jabatan baru memang menggoda dengan segala fasilitasnya, tetapi makna sejati terletak pada kontribusi nyata yang kita berikan.

Tim operator 108 yang saya koordinir telah menjadi bagian dari cerita kehidupan masyarakat Batam kala itu. Setiap panggilan yang terjawab, setiap informasi yang tersalurkan, setiap telegram yang terkirim—semua adalah jejak kebaikan yang tak akan pernah hilang.

Karena pada akhirnya, jabatan ibarat sepatu. Ada saat mengenakan, ada saat harus membukanya atau menggantinya. Saya memegang amanah sebagai Kasubsi Telegraph setahun lebih, selanjutnya mutasi ke unit kerja yang lain.

Yang terpenting saat mengenakan sepatu, jangan pernah menghentakkan kaki dengan jumawa berharap pujian, apalagi sengaja memakainya untuk menginjak-injak yang tidak sepatutnya. Karena sepatu selalu meninggalkan jejak.

  • Daeng Acid, Jakarta 20/07/25.
  • Penulis bernama asli Sabri Rasyid
    Ia AVP External Communication.
Previous Post

Empat Orang Terluka Minibus Seruduk Tiga Sepeda Motor di Jalan Raya Cugenang

Next Post

Pertimbangan PSM Makassar untuk Menambah Jumlah Pemain yang Sudah 30

Kategori

  • Aktualita
  • Headline
  • Nasional
  • Politik

Recommended

Amin Syam Kembali ke DPRD Makassar

Amin Syam Kembali ke DPRD Makassar

Ribuan Warga Meriahkan Pesta Rakyat Rayakan Hari Jadi Cianjur ke-348 di Lapang Prawatasari Joglo

Ribuan Warga Meriahkan Pesta Rakyat Rayakan Hari Jadi Cianjur ke-348 di Lapang Prawatasari Joglo

Sidebar

Suara Peristiwa

© 2025 suaraperistiwa.com – All rights reserved.

Navigate Site

  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktualita
  • Headline
  • Nasional
  • Olahraga
  • Politik

© 2025 suaraperistiwa.com – All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In