Peta politik di Sulawesi Selatan tengah mengalami perubahan signifikan. Dua sosok yang pernah menjadi pilar kekuasaan di pemerintahan, kini bersatu kembali dalam arena politik: Partai Perindo. Ini adalah momen menarik yang menandakan adanya dinamika baru di dalam partai.
Prof Nurdin Abdullah, mantan Gubernur Sulsel, kini menjabat Ketua Dewan Pakar DPP Partai Perindo, sementara Abdul Hayat Gani, yang dulunya merupakan Sekretaris Provinsi, memimpin sebagai Ketua DPW. Pertemuan mereka di acara Temu Kader DPW Perindo di Makassar pada 6 Agustus 2025 menjadi sinyal bahwa konsolidasi kekuatan di partai ini semakin kuat menjelang pemilu mendatang.
Konsolidasikan Kekuatan Guna Membangun Masa Depan
Acara ini bukan hanya sekadar pertemuan, melainkan sebuah langkah strategis menuju penguatan soliditas kader. Suasana hangat di kantor DPW adalah tanda bahwa kedua tokoh ini berada dalam garis yang sama untuk membangun masa depan partai dan masyarakat. Nurdin Abdullah, dalam wawancaranya, menekankan pentingnya kerja kolektif yang pro-rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa visi dan misi partai tidak hanya terfokus pada kekuasaan, tetapi pada pelayanan terhadap rakyat.
Sejarah perjalanan politik Nurdin dan Abdul Hayat tidak lepas dari berbagai lika-liku. Setelah berpisah di tengah jalan akibat masalah hukum dan perubahan kepemimpinan, kini mereka kembali bersatu. Reuni ini menjadi momen yang membawa harapan baru bagi kader, di mana keduanya menggarisbawahi pentingnya bersinergi demi mencapai tujuan bersama.
Strategi Pembangunan Partai dan Keberadaan Figur Kunci
Partai Perindo sekarang berusaha untuk merangkul semua elemen masyarakat. Dengan dukungan dari dua sosok berpengalaman ini, strategi partai terfokus pada pembangunan dan pendampingan ekonomi rakyat. Dalam penjelasan Abdul Hayat, kehadiran Nurdin sebagai Ketua Dewan Pakar sangat mendukung usaha memperkuat struktur internal partai. Dedi Alamsyah, CEO PT Duta Politik Indonesia, juga menyoroti pentingnya melanjutkan program-program seperti UMKM Perindo, yang menjadi identitas perjuangan mereka.
Dari sudut pandang pengembangan otoritas daerah, Partai Perindo berkomitmen untuk tidak hanya mengincar kursi, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang luas. Mereka mengikuti jejak keberhasilan pemilu sebelumnya dan bertekad menyusun rencana kerja yang lebih inklusif, dengan dukungan strategi berbasis pada kekuatan lokal. Ini adalah peluang emas bagi masyarakat Sulsel untuk terlibat aktif dalam proses politik.
Saat menjelang pemilu 2029, konsolidasi kekuatan daerah menjadi prioritas utama. Dengan demikian, langkah-langkah konkret mulai dirumuskan untuk meraih dukungan masyarakat secara utuh. Dalam konteks ini, diperlukan kerja sama dari semua elemen partai agar pengelolaan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan terbangunnya kepercayaan di antara kader dan kepemimpinan, diharapkan Partai Perindo bisa berkontribusi lebih dalam pembangunan daerah.
Secara keseluruhan, kehadiran sosok-sosok yang berpengalaman dalam kepemimpinan mengindikasikan komitmen partai untuk menguatkan posisi mereka dalam politik Sulsel. Ketersediaan program-program yang pro-rakyat serta fokus pada pembangunan ekonomi diharapkan dapat menarik lebih banyak dukungan dari masyarakat. Dengan fondasi yang kuat serta dukungan dari berbagai pihak, Partai Perindo berpeluang besar untuk menjadi pemain kunci dalam panggung politik mendatang.
Dengan semua langkah ini, mari kita nantikan bagaimana dinamika baru ini akan memengaruhi masyarakat dan struktur politik yang ada. Seiring berjalannya waktu, harapan akan terciptanya hubungan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan partai semakin besar. Momentum ini akan menjadi awal baru dalam perjalanan politik di Sulawesi Selatan.