MAKASSAR – Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Sulawesi Selatan yang dijadwalkan berlangsung pada 2025, ketegangan politik di internal partai ini mulai terasa. Beberapa nama kini muncul sebagai kandidat kuat untuk posisi Ketua DPD I Golkar Sulsel, antara lain Munafri Arifuddin, Adnan Purichta Ichsan, Taufan Pawe, dan Ilham Arief Sirajuddin.
Mereka semua aktif melakukan safari politik dan menjalin konsolidasi untuk mendapatkan dukungan dari para pemilik suara, yakni Ketua DPD II di berbagai kabupaten dan kota se-Sulsel. Dalam konteks ini, bagaimana masing-masing kandidat mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat?
Analisis Kandidat di Musda Golkar Sulsel
Dalam kadar ini, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Adi Suryadi Culla, menjelaskan bahwa konstelasi menuju Musda Golkar Sulsel 2025 masih sangat cair. Penilaian awal menunjukkan bahwa belum ada figur yang benar-benar dominan. “Kandidat masih dalam tahap penjajakan, mencari kekuatan nyata, terutama dukungan dari DPD II,” ujarnya.
Dalam pantauannya, Adi memprediksi bahwa Musda kali ini akan mengeluarkan empat poros kekuatan politik. Namun, bukan tidak mungkin akan ada koalisi di antara para kandidat ini. Semua pihak sedang membaca peta persaingan dan mempertimbangkan kemungkinan aliansi atau pertarungan terbuka.
Strategi Kandidat dalam Mencari Dukungan
Taufan Pawe, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel, melakukan pertimbangan strategis terhadap langkah politiknya. Ia menganggap penting untuk menghitung dukungan yang ada. “Jika dukungannya menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan, ia mungkin memilih untuk mendukung kandidat lain demi menghindari risiko kekalahan,” tuturnya.
Pada sesi konsolidasi yang ia lakukan di Hotel Gammara Makassar, terlihat sejumlah Ketua DPD II hadir. Ini mencerminkan upaya Taufan untuk mempertahankan pengaruhnya menjelang Musda. Selain itu, pertemuan dengan Adnan Purichta Ichsan di Jakarta juga menjadi sorotan, memunculkan spekulasi tentang peluang terbentuknya aliansi antara mereka.
Dukungan Internal dan Basis Kekuatan
Di sisi lain, Munafri Arifuddin atau yang akrab disapa Appi, menunjukkan kekuatan solid di internal partai. Sebagai Wali Kota Makassar sekaligus Ketua DPD II Golkar Makassar, ia memiliki jaringan struktural yang kuat serta basis dukungan yang jelas. Adi Suryadi menjelaskan, “Appi sudah mengantongi 11 surat rekomendasi dukungan dari DPD II se-Sulsel.”
Kekuatan yang dimiliki Appi dipadukan dengan posisinya sebagai kepala daerah aktif, yang memberinya daya gerak lebih fleksibel dan terstruktur dalam menjalin hubungan politik.
Figur-figur Pemain Kunci di Musda
Ilham Arief Sirajuddin, mantan Wali Kota Makassar, kini mulai tampil lebih agresif dalam upaya politiknya. Safari politiknya ke berbagai DPD II seperti Barru dan Parepare menjadi pertanda bahwa ia serius untuk maju sebagai calon ketua DPD I di Musda mendatang. “Awalnya, IAS diperkirakan akan menjadi king maker. Namun, pendekatannya yang semakin nyata kepada DPD II memperlihatkan bahwa ia bisa jadi alternatif kuat,” ungkap Adi Suryadi.
Adnan Purichta Ichsan, mantan Bupati Gowa, juga merupakan salah satu kandidat dengan peluang besar. Dikenal memiliki keahlian komunikasi politik yang baik dan jaringan yang luas, langkah-langkahnya untuk bertemu dengan para tokoh penting menjadi sinyal positif bagi ambisi politiknya di Golkar.
Dinamika Terakhir Menuju Musda
Sampai saat ini, belum ada kandidat yang menunjukkan dominasi dalam dukungan. Sebuah sumber menyebutkan bahwa DPD II masih menunggu arah keputusan dari DPP dan perkembangan terkini di internal partai. Ketua DPD II Golkar di salah satu daerah barat, misalnya, mengungkapkan bahwa keputusan mengenai dukungan akan diambil “di waktu yang tepat” dengan mempertimbangkan elektabilitas serta komitmen kandidat terhadap kaderisasi partai.
Secara keseluruhan, Adi Suryadi menyimpulkan bahwa situasi menuju Musda Golkar Sulsel 2025 sangat dinamis. Peta kekuatan politik terus bergerak, dengan kemungkinan terbentuknya aliansi baru atau pertarungan terbuka antar kandidat. “Musda kali ini tidak bisa diprediksi. Siapa yang mampu meraih dukungan DPD II dan mendapat restu DPP, itulah yang akan menjadi pemenangnya,” tutupnya.