Kecamatan Gekbrong menarik perhatian berbagai pihak dengan diselenggarakannya lokakarya integrasi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Suryakancana 2025 yang berfokus di empat desa, yaitu Desa Sukaratu, Desa Gekbrong, Desa Bangbayang, dan Desa Songgom.
Kegiatan ini mengangkat tema pentingnya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui berbagai inovasi, kolaborasi, serta pemberdayaan masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat dan berbagai elemen, diharapkan bisa tercipta solusi yang berkelanjutan.
Pentingnya Inovasi dalam KKN untuk Pengembangan Desa
Dalam acara yang berlangsung pada Rabu, 21 Agustus 2025 tersebut, hadir berbagai tokoh penting, mulai dari Camat Gekbrong hingga Kepala Desa dari empat desa yang terlibat. Kehadiran para narasumber yang berpengalaman memberikan nilai tambah pada lokakarya ini.
Salah satu yang mendapat sorotan adalah pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat. Camat Gekbrong, Robbi Erlangga, menyatakan bahwa inovasi dalam pengelolaan sampah sangat penting guna menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menambah pendapatan desa. Ia menegaskan, “Sampah yang dikelola dengan baik bisa menjadi sumber pendapatan.” Ide-ide inovatif ini menjadi modal utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Strategi Pengelolaan Sampah dan Kolaborasi Masyarakat
Robbi menjelaskan bahwa pengelolaan sampah yang berkelanjutan tak hanya menguntungkan, tetapi juga menghadirkan peluang baru dalam bidang ekonomi. Ia menambahkan, “Sampah bisa diolah menjadi produk bernilai seperti pupuk organik dan batako.” Konsep ini sangat menarik dan bisa menjadi pilot project bagi desa-desa lain di Kecamatan Gekbrong.
Selain inovasi, keberhasilan program KKN juga sangat bergantung pada kerja sama antara mahasiswa dan pemerintah desa. Camat Robbi menekankan pentingnya tokoh kunci seperti kepala desa. Mahasiswa berperan penting dalam menyumbangkan ide, namun komunikasi yang baik dengan kepala desa sangatlah penting untuk implementasi program.
Selanjutnya, terkait lokasi pelaksanaan program, empat desa yang menjadi fokusnya dianggap pertin dengan faktor akses dan komunikasi yang mudah. Dengan adanya forum diskusi berkala antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan kolaborasi ini dapat berjalan lebih efektif.
Penutup dari lokakarya ini menekankan perlunya pemantauan progres secara berkala agar program yang diusung benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan model ini, pencapaian terhadap peningkatan IPM di Kecamatan Gekbrong bisa lebih terlihat, terutama dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat.