Di tengah semangat yang kembali bersinar, Timnas Indonesia bersiap menghadapi tantangan besar dengan harapan untuk memutus rantai sejarah. Laga kesembilan kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga Grup C akan menjadi momen penting—sebuah pertaruhan bukan hanya untuk angka di papan skor, tetapi juga untuk martabat yang dipertaruhkan. Di Stadion Utama Gelora Bung Karno, skuad Garuda berharap untuk mengakhiri catatan panjang tanpa kemenangan melawan Tiongkok, yang telah berlangsung selama 38 tahun.
Sejak terakhir kali Indonesia meraih kemenangan pada 20 Februari 1987 di ajang Piala Raja Thailand dengan skor 3-1, pertemuan-pertemuan berikutnya menunjukkan hasil yang kurang menguntungkan: sepuluh laga tanpa kemenangan, termasuk delapan kekalahan dan dua hasil imbang, dengan pertemuan terakhir pada 15 Oktober 2024 ketika Indonesia kalah tipis 1-2 di Qingdao.
Performa Menggembirakan Timnas Indonesia
Dari statistik, terlihat bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam produktivitas. Tim ini telah mencetak delapan gol meskipun kebobolan 14 kali. Di sisi lain, Tiongkok baru mencetak enam gol dan kebobolan 19 kali. Klasemen sementara juga menunjukkan posisi Garuda yang lebih baik, berada di urutan keempat dengan sembilan poin, unggul tiga angka di atas Tiongkok yang berada di posisi terbawah.
Kepercayaan diri tim meningkat berkat performa apik dalam tiga laga terakhir, dengan dua kemenangan yang mempertebal harapan. Stadion yang dipenuhi puluhan ribu suporter di harapan akan memberi dorongan tambahan bagi skuad Garuda. Akar semangat ini menyatu dalam partisipasi suporter, menciptakan atmosfer yang tak tergantikan.
Strategi dan Susunan Tim yang Diprediksi
Pelatih yang bertanggung jawab, diperkirakan masih akan menggunakan formasi 3-4-3 andalannya meski kehilangan beberapa pemain kunci. Emil Audero dipastikan akan menjaga gawang dengan pengalaman yang dimilikinya di kompetisi Eropa, sedangkan tiga bek tangguh akan menghadapi ujian berat dari serangan lawan. Di sisi sayap, adanya Kevin Diks dan Calvin Verdonk diharapkan mampu menambah kedalaman serangan dan pertahanan.
Lini tengah akan kembali diisi oleh duet yang familiar, yakni Thom Haye dan Joey Pelupessy, yang mampu mengatur tempo permainan. Ujung tombak harapan akan dipikul oleh Ole Romeny, yang diharapkan mampu mencetak gol dalam laga penting ini. Kehadiran pemain muda berbakat seperti Egy Maulana Vikry dan Yakob Sayuri juga membawa angin segar, mengingat performa mereka yang gemilang di Liga 1 dengan kontribusi gol dan assist yang signifikan.
Untuk pertandingan ini, Timnas Indonesia memanfaatkan waktu persiapan yang lebih panjang. Dimulai sejak 26 Mei dengan training camp di Bali, kemudian dilanjutkan di Jakarta, memberi kesempatan bagi tim untuk membangun fisik dan kekompakan sebelum bertanding.
Ketua Umum PSSI menekankan pentingnya suasana tim yang positif dan kemajuan yang telah dicapai. Terlihat bahwa ikatan di antara para pemain semakin menguat, bahkan di luar sesi latihan. Semangat yang tercipta menjadi bekal penting untuk menghadapi laga yang akan datang.
Laga melawan Tiongkok bukan hanya sekadar kualifikasi Piala Dunia. Ini adalah representasi sejarah, harapan baru, dan kesempatan untuk menghapuskan trauma masa lalu. Dengan dua laga tersisa, Garuda masih memiliki peluang untuk memperbaiki posisinya di klasemen. Indonesia cukup dekat dengan peringkat atas dan setiap laga menjadi krusial untuk mewujudkan ambisi mereka.
Melalui laga ini, Garuda ingin menunjukkan bahwa mereka mampu terbang tinggi, menembus batas yang sebelumnya dianggap tak mungkin. Dalam sorakan puluhan ribu pendukung, semangat kebangkitan ini ingin diwujudkan dalam bentuk kemenangan yang akan menjadi catatan baru dalam sejarah sepak bola Indonesia.