Maros – Politisi lokal kini menatap masa depan dengan penuh harapan. Bupati Maros yang juga menjadi formatur Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (PAN) di Sulawesi Selatan, Chaidir Syam, mengungkapkan komitmennya untuk memimpin partai jika diberikan amanah oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Pernyataan ini muncul setelah beredarnya ucapan selamat kepada Husniah Talenrang yang terpilih sebagai Ketua DPW PAN, meskipun penetapan resmi dari partai belum diumumkan. Ini menimbulkan pertanyaan tentang arah dan visi kepemimpinan PAN ke depan dalam konteks politik lokal.
Komitmen dan Visi Kepemimpinan Partai
Chaidir Syam dengan tegas menyatakan kesiapan dan komitmennya untuk membawa PAN Sulawesi Selatan lebih baik jika nantinya diberi amanah tersebut. Target utama yang ingin dicapai adalah meningkatkan perolehan kursi di DPRD Provinsi. “Kita harus kembali merebut posisi yang hilang sebelumnya,” jelasnya, merujuk pada kondisi partai yang kini hanya memiliki empat kursi, berkurang dari sembilan kursi yang pernah diraih.
Dalam konteks ini, visi Chaidir untuk dua kali lipatkan perolehan kursi menjadi sangat penting. Ia menyadari tantangan yang dihadapi partai, namun optimisme dan pendekatan strategis diyakini mampu mengundang kembali dukungan masyarakat. “Kita akan bekerja keras untuk itu,” tambahnya, menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi antara semua elemen dalam partai.
Proses Penetapan Ketua dan Strategi Partai
Chaidir menjelaskan bahwa saat ini proses penetapan ketua masih dalam tahap awal dengan adanya beberapa nama formatur yang akan berdiskusi untuk menentukan pengurus DPW. Dia mengungkapkan, “Proses musyawarah ini terdiri dari beberapa nama penting seperti saya, Husniah Talenrang, Ashabul Kahfi, dan Viva Yoga Mauladi yang mewakili DPP.” Hal ini menunjukkan bahwa keputusan akan diambil secara kolektif, memperhatikan aspirasi dan ide dari semua calon pemimpin.
Rapat formatur, yang akan menjadi momen krusial, masih menunggu arahan dari DPP. Sebuah langkah strategis yang menunjukkan bahwa PAN tidak hanya bertumpu pada satu sosok, melainkan mengedepankan kolaborasi dalam setiap pengambilan keputusan. “Hasil rapat nanti akan disampaikan ke Ketua Umum yang akan menentukan keabsahan keputusan tersebut,” tuturnya. Pendekatan ini mencerminkan budaya partai yang demokratis dan inklusif.
Chaidir juga menegaskan., bahwa meskipun dirinya tidak terpilih sebagai ketua, dia siap mengemban tugas lain yang dipercayakan oleh DPP. Sikap ini menciptakan gambaran positif terhadap komitmennya terhadap partai dan masyarakat. Ia menonjolkan prinsip bahwa keberhasilan partai bukan hanya terletak pada satu individu, melainkan pada kerjasama semua anggota.
Dengan sejumlah tantangan di depan, kekuatan PAN di tingkat kabupaten, diwakili oleh sosok seperti Chaidir Syam—yang juga dikenal sebagai mantan Ketua DPRD Maros—dapat menjadi sumber inspirasi bagi anggota partai lainnya untuk berinovasi dan bergerak maju. Ini adalah momen penting bagi PAN untuk mengukuhkan posisinya dalam dinamisnya peta politik di Sulawesi Selatan.
Secara keseluruhan, sejarah dan perkembangan situasi ini menciptakan konteks yang kuat bagi pengambilan keputusan ke depan. Dari kesanggupan untuk memimpin, hingga kesediaan untuk tetap berkontribusi meskipun tidak terpilih, Chaidir Syam mencerminkan sikap kepemimpinan yang layak dicontoh. Langkah-langkah yang diambil berikutnya akan sangat menentukan masa depan partai ini di tengah persaingan yang semakin ketat.
