Menjelang kick-off Super League 2025/2026, PSM Makassar masih belum mengumumkan secara resmi apparel jersey terbarunya. Namun, sinyal kuat sudah terungkap melalui unggahan yang menarik di media sosial resmi klub.
Sebuah foto asisten pelatih Ronald Fagundes yang mengenakan jersey musim 2005 dengan logo apparel terkenal, menunjukkan nostalgia yang mengikat antara pemain dan suporter. “Nostalgia cinta pertama Ronald Fagundes 20 tahun silam,” tulis akun resmi klub dalam keterangan unggahannya, yang jelas mengundang rasa penasaran soal jersey yang akan datang.
Jersey PSM: Sejarah & Identitas Lokal
Memahami perjalanan jersey PSM Makassar sangat penting untuk menghargai identitas klub ini. Sebelum berkolaborasi dengan apparel baru, klub ini telah memiliki sejarah panjang dengan beberapa merek terkenal. Kerjasama dengan brand internasional seperti Adidas bukan hal baru, mengingat klub ini sebelumnya juga berkolaborasi dengan merek tersebut pada era Liga Indonesia 1994 hingga 2006.
Keberadaan apparel yang dipilih selalu menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan kualitas produk, tetapi juga bagaimana desain jersey mencerminkan nilai-nilai lokal yang menjadi ciri khas. Banyak suporter berharap agar meskipun menggandeng perusahaan besar, PSM Makassar tetap mempertahankan identitas Bugis-Makassar, melalui desain yang simbolis dan harga yang terjangkau untuk semua kalangan.
Respon Suporter dan Harapan untuk Musim Depan
Sambutan positif dari komunitas suporter sangat dirasakan, apalagi dari anggota komunitas supporter yang menginginkan agar klub tetap dekat dengan penggemar. Salah satunya adalah Sulyadi Abbas, yang menyatakan harapannya agar jersey baru bisa menjadi identitas yang membanggakan dan memotivasi tim untuk tampil lebih baik. Ia juga mengingatkan agar harga jersey tetap dapat diakses oleh seluruh suporter, baik dari segi produk pemain, replika, maupun fan jersey.
Media Officer PSM Makassar, Sulaiman Abdul Karim, menjelaskan bahwa jersey musim 2025/2026 akan tetap mengusung identitas dan filosofi lokal dari Sulawesi Selatan. Dalam hal ini, meskipun mereknya internasional, nilai-nilai yang terkandung dalam desain jersey tetap menjadi perioritas utama. Tak hanya soal harga, namun lebih kepada rasa memiliki antara klub dan para pendukungnya.
Dalam konteks ini, kita sangat berharap agar setiap elemen yang terlibat dalam produksinya tetap memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara kualitas, desain, dan keterjangkauan. Hal ini tidak hanya akan berdampak pada penjualan jersey, tetapi juga pada semangat tim dan dukungan dari suporter yang membawa pengaruh besar bagi performa di lapangan.
Riwayat Apparel PSM Makassar menunjukkan betapa banyaknya perubahan yang telah terjadi. Dari Kelme, Umbro, hingga merek-merek lokal, semua memberikan kontribusi bagi perjalanan klub. Dan kini, dengan kembalinya Adidas, ini bisa menjadi momentum yang tepat untuk revitalisasi semangat tim dan penggemar.