Sulawesi Selatan memasuki fase baru dalam dinamika politik regional. Penunjukan sosok Sitti Husniah Talenrang sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN untuk periode 2025–2030 memicu banyak spekulasi dan pertanyaan mengenai masa depan partai ini. Ia bukan hanya perempuan pertama yang memimpin, tetapi juga menandai pergeseran signifikan dalam lanskap politik di kawasan ini.
Kesempatan untuk menemukan pola-pola politik baru sangat terbuka mengingat Husniah menjalin duet strategis dengan Bupati Maros, Chaidir Syam. Kombinasi dua pemimpin lawan jenis ini bukan sekadar simbol, tetapi juga mengindikasikan kekuatan geopolitik yang solid di balik bimbingan mereka.
Konfigurasi Kekuatan Politik
Pentingnya penunjukan ini terlihat ketika Ketua Umum PAN membuat pengumuman pada malam hari, menuntaskan persaingan ketat yang berlangsung sebelumnya. Proses pemilihan yang berlangsung di Makassar pada pertengahan Mei 2025 melibatkan Husniah dan Chaidir, yang akhirnya terpilih dalam forum formatur. Fenomena ini menunjukkan bahwa kekuatan politik tidak hanya terletak pada satu sosok, tetapi pada kolaborasi yang baik di antara keduanya.
Penugasan ini menciptakan kekuatan baru di Sulsel. Dalam konteks ini, Husniah adalah representasi dari dominasi Gowa dan Makassar, sementara Chaidir mewakili suara Maros serta poros utara. Ini menunjukkan bahwa PAN Sulsel berusaha untuk merangkul keanekaragaman daerah dengan kekuatan internal yang terintegrasi.
Strategi Memperkuat Infrastruktur Partai
Menghadapi Pemilu 2029, Husniah telah memiliki visi yang jelas. Dia berkomitmen untuk melakukan konsolidasi sampai ke tingkat basis. Mengingat hasil Pemilu 2024 yang tidak menguntungkan, di mana partai hanya berhasil meraih empat kursi di DPRD Sulsel, tantangan ini akan menjadi pekerjaan rumah yang serius bagi kepemimpinan baru ini.
Berdasarkan rekam jejaknya, Husniah memiliki kekuatan basis yang solid, terutama di Gowa, di mana dia berhasil merebut suara lebih dari 53 persen di Pilkada 2024. Kemenangannya menunjukkan betapa kedekatannya dengan masyarakat setempat dapat menjadi kekuatan politik yang besar. Chaidir, di sisi lain, menawarkan keseimbangan dengan pengalaman dan reputasi baik, yang hanya akan memperkuat posisi partai.
Untuk menghadapi tantangan ke depan, partai akan membutuhkan lebih dari sekadar integrasi internal. Konsolidasi antar fraksi dan pemilih muda perlu menjadi fokus utama. Hal ini adalah kesempatan bagi PAN untuk meluncurkan narasi baru yang sejalan dengan aspirasi masyarakat saat ini, terutama para pemilih milenial yang cenderung memilih berdasarkan isu-isu modern dan relevan.
Dalam perjalanan tersebut, penting bagi kepemimpinan baru ini untuk membangun koalisi lintas etnis dan agama. Hal ini akan memberi mereka keuntungan dalam membangun jaringan yang lebih luas, sehingga bisa bersaing dengan partai-partai besar lainnya dengan lebih baik.
Jika mereka dapat memenuhi semua tantangan ini, ada harapan besar untuk PAN dalam merebut lebih banyak kursi di Pemilu 2029, bahkan di tengah persaingan yang ketat dengan partai-partai lain yang telah teruji.
Panorama politik di Sulawesi Selatan kini mengalami pergeseran besar, dan Husniah serta Chaidir diharapkan mampu membawa PAN ke jalur kemenangan dengan pendekatan strategis yang lebih modern dan inklusif.
Membangun Kepercayaan Publik
Kredibilitas dan kepercayaan akan menjadi kunci bagi Husniah dan Chaidir. Terutama mengingat bahwa kedua pemimpin ini memiliki latar belakang yang kuat dan teruji di lapangan. Mereka perlu menjanjikan perubahan nyata, mengambil langkah strategis untuk meneguhkan komitmen mereka kepada masyarakat.
Dengan segala potensi yang dimiliki, langkah mereka ke depan harus diiringi dengan keterampilan komunikasi yang baik, serta inovasi dalam program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Peningkatan dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi harus menjadi prioritas agar bisa meningkatkan citra dan electoral appeal PAN.
Jelang Pemilu 2029, tantangan demokrasi dan partisipasi pemilih akan makin diperlukan. Apakah duet ini mampu menjawab tantangan tersebut? Jawabannya akan terlihat seiring dengan langkah dan strategi yang mereka rencanakan. Semangat kolaborasi dan sinergi di antara kepemimpinan baru ini menjadi harapan bagi PAN untuk mengukir kembali keberhasilan dalam peta politik Sulsel yang terus berkembang.